“Barang siapa yang bangun di pagi hari dalam keadaan sehat badannya, merasa aman dalam lingkungannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dunia telah dikumpulkan untuknya.” (HR. Tirmidzi)

Hadist tersebut saya kutip untuk mengingatkan kita pentingnya bersyukur tentang kondisi sehat nyaman dan sejahtera. Tidak lama lagi musim haji tiba. Sedangkan musim Umroh masih terus berjalan sepanjang tahun, Jutaan Jemaah akan mengunjungi Mekkah Al Karomah berkumpul dibeberapa titik dalam waktu yang sama.

Bagi insan Kesehatan langsung membayangkan betapa besar resiko penularan penyakit yang akan terjadi. Yang paling memungkinkan menjadi sangat besar masalahnya adalah penyakit menular, walaupun tidak menafikkan semakin parahnya penyakit tidak menular bagi pasien.
Ketika kita berbicara penyakit menular kita akan berbicara cara penularannya (mode of transmition), Ada beberapa cara penularan yang memungkinkan terjadi, yaitu melalui udara (air born), melalui percikan (droplet), makanan (food born), melalui air (Water born), melalui sentuhan, melalui vector.

Yang paling banyak selama ini, membahayakan/ mematikan, dan cepat penyebarannya adalah Meningitis Meningokokus, Influenza dan Pneumonia, Demam Kuning (Yellow fever), dan masih ada juga resiko Covid-19. Kabar baiknya adalah penyakit tersebut sudah ada vaksinnya untuk mencegah kita tertular.

Sering ditanyakan kepada kami, kenapa orang yang tidak divaksin bisa tidak tertular? Saya selalu menjawab, sama dengan orang yang tidak pakai helm dan kecelakaan juga ada yang selamat. Masalahnya yang tidak selamat tidak bisa cerita karena sudah meninggal, sedang yang cerita adalah yang selamat. Sementara yang memakai helm dan selamat orang tidak heran.

Satu lagi semakin banyak orang yang divaksin akan menaikkan daya lindung orang yang tidak divaksin. Artinya orang yang mau divaksin telah melindungi orang yang tidak divaksin (karena sesuatu hal). Sehingga saya ingin menyampaikan bahwa orang yang divaksin telah melaksanakan kewajiban untuk  amanah (bertanggung jawab atas Kesehatan yang telah diberikan Allah), ikhtiar (berusaha dalam menjaga kesehatan), dan ukhuwah (kepedulian terhadap sesama). Jadi betapa mulianya orang yang mau divaksinasi.

Kesimpulan

Vaksinasi bagi jemaah haji dan umroh bukan hanya sebagai bentuk perlindungan diri, tetapi juga bagian dari tanggung jawab sosial dan ibadah. Dengan vaksinasi, risiko penyakit menular dapat diminimalkan, sehingga ibadah dapat dilakukan dengan lebih aman dan khusyuk. Sesuai dengan prinsip Islam, “La dharara wa la dhirar” (tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun orang lain), vaksinasi adalah bentuk ikhtiar yang harus dilakukan setiap calon jemaah.

Anda ingin tahu lebih banyak tentang vaksinasi Calon jamaah Haji/ Umroh silahkan hubungi di RSU Purbowangi. (BS)