Artikel ini saya buat untuk antisipasi Keurangan air untuk kegiatan pelayanan pasien RSU Purbowangi. Artikel ini saya buat dalam 2 seri, yang pertama tentang analisis kebutuhan yang artikel ke dua tentang strategi antisipasi.

Seperti diketahui, bahwa RSU Purbowangi, tengah membangun bangsal bertingkat lima dengan luas total 1580 meter persegi dan desain tahan gempa hingga skala 7,6 MMI, dengan waktu 10 bulan. Dari berbagai literatus yang barangkali tidak terlalu up date, dan saya bukan ahlinya, sehingga saya mohon maklumnya jika analisis saya tidak terlalu precisi. Paling tidak tugas saya sebagai Direktur RSU sudah berusaha berfikir dan bertindak antisipatif, ketika pelayanan terhadap pasien bisa terkendala.

Berikut adalah langkah-langkah analisis yang dapat saya sampaikan.

1. Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air dalam proyek konstruksi biasanya dibagi menjadi beberapa kategori, termasuk air untuk:

  • Pekerjaan beton
  • Pekerjaan plesteran
  • Pekerjaan pemasangan keramik
  • Kebutuhan air untuk pekerja (sanitasi dan konsumsi)
  • Pekerjaan umum lainnya (membersihkan alat dan area kerja)

a. Kebutuhan Air untuk Beton

Perhitungan kebutuhan air untuk beton tergantung pada volume beton yang akan digunakan. Misalnya, jika volume beton untuk proyek ini adalah 500 m³, dan rasio air-semen adalah 0.5 (yang umumnya digunakan), maka kebutuhan air untuk beton adalah: 360,000 liter.

Penjelasan Perhitungan Kebutuhan Air untuk Beton

  1. Volume Beton: Ini adalah total volume beton yang akan digunakan dalam proyek konstruksi. Misalnya, volume beton yang diperlukan adalah 500 meter kubik (m³).
  2. Rasio Air-Semen: Rasio ini menunjukkan perbandingan antara jumlah air dan jumlah semen yang digunakan dalam campuran beton. Dalam contoh ini, rasio air-semen yang digunakan adalah 0.5.
  3. Berat Jenis Semen: Ini adalah densitas atau berat jenis dari semen, yang dalam contoh ini diambil sebagai 1440 kilogram per meter kubik (kg/m³).

Dengan ketiga nilai tersebut, kita dapat menghitung kebutuhan air untuk beton menggunakan rumus Kebutuhan air=Volume beton×Rasio air-semen×Berat jenis semen

Diterapkan pada contoh:

Kebutuhan air=500 m³×0.5×1440 kg/m³ – 360.000 Liter

b. Kebutuhan Air untuk Plesteran

Misalnya, ketebalan plester adalah 15 mm dan luas permukaan yang diplester adalah 1580 m²: Volume plester = Luas permukaan × Ketebalan=1580 m²×0.015 m=23.7 m³

Menggunakan rasio campuran plester 1:4 (semen: pasir) dan rasio air-semen 0.5:

Kebutuhan air = Volume plester × Rasio air-semen × Berat jenis semen = 17,064 literc.

c. Kebutuhan Air untuk Pemasangan Keramik

Jika luas pemasangan keramik adalah 1000 m² dan ketebalan pemasangan adalah 10 mm: Volume keramik = 1000 m² × 0.01 m = 10 m³

Dengan rasio air-semen 0.5: Kebutuhan air = 10 m³×0.5×1440 kg/m³ = 7,200 liter

d. Kebutuhan Air untuk Pekerja

Misalnya, jumlah pekerja adalah 50 orang dan konsumsi air harian adalah 50 liter per orang: Kebutuhan air harian = 50 pekerja × 50 liter = 2,500 liter/hari

Jika proyek berlangsung selama 180 hari:

Kebutuhan air total=2,500 liter/hari×180 hari=450,000 litere.

Kebutuhan Air untuk Pekerjaan Umum

Diperkirakan kebutuhan air untuk pekerjaan umum adalah 5% dari total kebutuhan air untuk beton, plester, dan pemasangan keramik: Kebutuhan air umum=0.05×(360,000+17,064+7,200) liter=19,212 literr

2. Total Kebutuhan Air

Menjumlahkan semua kebutuhan air: Total kebutuhan air=360,000+17,064+7,200+450,000+19,212=853,476 liter

Demikian hasil perhitungan saya, sebagai antisipasi kendala pelayanan pasien di RSU Purbowangi dengan adanya Pembangunan konstruksi. Total kebutuhan air untuk pembangunan fisik bangunan bertingkat lima dengan luas total 1580 meter persegi dan desain tahan gempa hingga skala 7,6 MMI adalah sekitar 853,476 liter. Perhitungan ini adalah estimasi dan dapat disesuaikan berdasarkan kondisi dan kebutuhan spesifik proyek di lapangan.